Mei 22, 2015

Semoga

Hampir merayu waktu untuk segera mempertemukan hanya untuk sekedar memenuhi hasrat keinginan untuk bersama selamanya. Ah, seperti biasa. Ini hanya kesemuan saja. Tidakkah yang abadi akan datang tanpa diminta? Maksudku, diminta namun tak boleh berlebihan, kan? Tuhan Maha Tahu apa yang hambanya butuhnya. Semoga saja, yang kubutuhkan itu serupa dengan apa yang kuinginkan.

Pengalaman dikhianati tak lagi membuatku terkejut. Sudah biasa, batinku. Bagaimana tidak, aroma kejahatan akan mudah tercium meski ditutupi serapat apapun. Orang jahat memang tidak akan selamanya mampu menjalankan aksinya dengan mulus. Terima kasih, kamu. Aku semakin kuat dan belajar banyak hal, salah satunya adalah tidak cepat mempercayai segala bentuk ucapan manis yang 50:50 berujung sangat pahit.

Ada benarnya pepatah yang mengagungkan 'Kau akan menemukan di saat kau tak mencari'. Kelak akan datang seseorang yang tak pernah kita harapkan. Mungkin saja, kita pernah mengharapkannya tanpa disadari. Bagaimana jika dia benar-benar datang dengan ketidaktahuan kita? Aku pernah mencoba mengulur pita rekaman masa lalu menuju saat-saat kritis doa spontan yang pernah kuucapkan. Kurasa aku pernah mendoakan hal ini. Benarkah ini yang pernah kuucap kala itu?

Bukan maksud mengulur waktu. Aku hanya ingin mencoba bertahan dengan keadaan yang kubiarkan berjalan apa adanya. Tak ingin memerintahkan waktu untuk melaju cepat hingga aku buta arah (lagi). Rasa takut itu akan terus ada dan siap menghantuiku kapan saja. Aku tak ingin tercekik oleh keputusanku sendiri. Sekedar memastikan bahwa ketetapanNya ini memang akan berujung indah. Semoga.

Kata 'kau' memang menjadi satu bagian yang kusemogakan waktu itu. Sayangnya, kata itu tak mutlak bertuan untuk saat ini. Bisa saja memang kamu, atau 'kau' yang lain. Semoga Tuhan menghadirkanmu sebagai bingkisan istimewa di masa depan. Atau jika memang sebaliknya, semoga Tuhan tetap menjadikanmu sebagai bingkisan istimewa yang kelak mengajariku banyak hal untuk masa depanku dan masa depanmu. Entah bagaimanapun cerita akhirnya, kau telah memenuhi satu ruang doa yang pernah aku untai perlahan. Akankah untaian itu akan menjadi lingkaran utuh di masa depan? Sudah pantaskah kuucap kata 'aamiin' sekarang?
Read more >>