Januari 27, 2014

Mimpi akan Kembali

Lagu lama yang terkenang untuk kesekian kalinya. Memilihmu dalam hati kecilku yang terus menginginkan kamu. Bersanding denganmu kala di masa lalu, itu yang kumau. Terlalu dekat ternyata bisa membuat rasa jauh itu semakin nyata. Apa yang kurasa mungkin hanya sekedar tertuang dalam bahasa. Kalbuku ingin berbicara yang sebenarnya, namun apa daya. Kau tak lagi ada

Hal terindah tetap nyata, meski berubah menjadi sekedar angan dan harapan. Jika kini hanya tersisa bayang-bayang, mengapa kesemuan itu justru semakin nyata? Haruskah kau terus hinggap dalam perbatasan dunia nyata dan angan-angan? Tidakkah kau lelah di sana, sayang?

Senyum itu masih ada. Dalam ruang yang beda. Aku tetap bahagia, pernah berada dalam dimensi yang tak pernah kubayangkan sebelumnya. Masa yang kutahu takkan pernah lagi kembali, pun cerita yang takkan lagi terjadi. Sayang, hanya tinggal mimpi, namun aku yakin, kau akan kembali


Read more >>

Januari 15, 2014

Kau Sungguh Baik, Tuhan

Aku ingin tahu apa mauMu, Tuhan. Aku tak mampu untuk kecewa. Tak bisa untuk berdusta bahwa aku selalu butuh Engkau. Jalanku di tanganMu. Ceritaku di naskahMu. Harapanku di genggamanMu. Aku bisa apa, Tuhan? Aku tak sanggup memaki diriku sendiri. Terlalu nista, terlalu hina. Kau sungguh baik, Tuhan..

Aku percaya kehendakMu menyimpan sejuta cahaya untukku, Tuhan. Aku rindu bersimpuh di hadapanMu. Aku ingin mengadu, berbagi hati, bercerita seraya berserah padaMu. Jadikan aku pribadi yang tak mudah terhujam apapun, Tuhan. Aku percaya, sungguh percaya. Aku menukik untuk melejit di kemudian hari. Aku ingin membahagiakanMu. Aku ingin berdiri tegak dan membuatnya tersenyum. Ijinkan aku, Tuhan...
Read more >>

Januari 12, 2014

Hati Ini Rumahmu

Ada kaki yang tak punya jejak. Ada kisah yang tak punya masa. Ada mimpi yang tak punya hati.

Laut bisa berderu, mengapa hati tak bisa berhenti sendu? Pulanglah, jika kau mau. Hatiku ini rumahmu, apa kau lupa? Firasatku ingin mengadu, tapi aku tak tahu. Rasanya entah seperti apa. Dunia kita beradu, jawab aku!

Wahai pemilik rindu. Wajar saja jika aku meragu. Kau terlalu kaku, atau aku yang terlalu sok tahu. Buaian itu berputar di kepala, menusuk setiap sudutnya, mengikat erat bongkahannya. Melekit.. Sakit.. Aku sakit..

Janganlah berhenti di masa itu. Senja tak ingin kau pergi, pun fajar tak ingin kau lari. Lukis aku di jiwamu. Sematkan aku di setiap hela napasmu. Aku ingin memilikimu, seperti udara memiliki bumi.


Ini tentang aku, mimpi, dan hati yang (ingin) memiliki..
Read more >>