April 13, 2012

Mengais Rindu

Mengais rindu yang telah lama terkubur, yang sejujurnya aku pun tak tahu berapa lama ku pendam perasaanku itu. Ku tinggalkan dia yang tak lagi menjamahku, yang tak lagi merengkuhku ke dalam pelukannya. Dia yang dulu, dia yang semu, dia yang berlalu.

Berkaca pada masa lalu hanya mampu menggores lapisan paling rapuh dalam hatiku. Rusak sudah titik yang telah lama ku bariskan hingga membentuk satu garis keyakinan. Kini hampir tak ada lagi garis pembatas antara rasaku dan rasamu. Aku terperosok jauh dalam daerah kekuasaanmu, dan kau buatku bertekuk lutut lagi di hadapanmu.

Kamu hanyalah bulatan kecil dalam sebongkah es yang membeku dalam jiwaku. Kamu hanyalah diary yang tertulis secara sederhana, namun begitu bermakna. Kamu hanyalah bongkahan batu yang keras, namun tertanam jelas dalam daratan hatiku.

Kamu membuatku mengais rindu yang selama ini hanya ku pandang abu-abu. Hanya ada harapan yang tak sepadan dengan apa yang telah ku kerjakan selama ini. Permainan waktu hanyalah menjadi sebuah selingan yang tak pernah ku percaya bahwa dia pun tak mampu menghapus gambaran indah dirimu. Aku tak percaya, bagaimana bisa kau mengikis pahatan teguh dalam setiap sudut hidupku?
Read more >>

April 10, 2012

Bisu

Pernahkah kau merasakan saat kau hampir tak bisa lagi mendengar apa yang hatimu bicarakan? Saat tak hanya mulut yang membungkam seribu bahasa, saat ketika telingamu tak mampu lagi mendengar satu per satu kata yang terucap dari dalam hatimu.. Seketika dunia terasa bisu, naluri seakan mati membeku, lidah yang kelu, hingga hati pun ikut kaku. Pernahkah?

Di saat tak ada seorang pun yang tahu akan apa arti sebuah pengorbanan, aku harus merintih, terseok-seok, hingga merajuk pada satu yang ku percaya selalu ada di dekatku. Dia, dan selalu Dia.

Seakan menjadi batu di tengah sungai yang melaju sesukanya, aku hanya diam, terus diam, dan hanya bisa diam saat angin badai menerjang ragaku dan menamparku dengan semaunya. Tuhan, bisakah Kau keluarkan aku dari sini?
Read more >>