September 17, 2013

Teramat Setia atau...

Terkenal dengan kenangan indah, dia masih di sini dengan hati yang kokoh berdiri. Simpul pita masih tertambat di sana, tanpa berubah posisi. Dia setia, sesetia sang pemilik yang enggan beranjak.

Ini membuktikan bahwa cinta tak selamanya melukai. Hanya saja pemilik cinta terkadang lupa tentang rasa yang tak boleh dimiliki. Dia terlalu setia, teramat setia, tapi juga teramat jatuh cinta.

Cinta tidak selalu tentang bukti, tap hati. Adakah cita di dalam hati? Atau hanya tersemat di bibir yang penuh akan dusta? Atau.... Tertahan oleh bualan kata yang terucap dengan mudah, lalu menguap setelahnya?


Read more >>

September 11, 2013

Pahitnya Merasa

Salahku yang terlalu cepat merasa....

Kau hanya terdiam, tapi jemariku selalu ingin menarikmu tuk menari bersamaku. Kau ingat tentang cerita malam yang kau banggakan? Aku mengingatnya tanpa bisa menguburnya. Menatap namamu lekat-lekat sembari membayangkan sketsa wajahmu di layar ponselku. Aku ingin berbicara, sedetik, tidak masalah.

Aku yang terlalu cepat mengira, meski aku tahu semua sama saja. Awal yang ini, akan berakhir seperti itu pula. Itulah pahitnya kenyataan yang terus saja kuseruput tanpa kapok. Masam saja, tapi apa daya. Aku yang selalu merasa, mengira, menduga.

Dunia ini penuh kamuflase. Topeng bertebaran dimana-mana, dan aku masih saja tertipu rayuan mega-mega indahnya. Aku tak bodoh, aku tak terlena. Kita sama-sama menerima namun tak bisa memberi. Sama saja.
Read more >>

September 10, 2013

Enggan Berpindah?

Bila saja cerita kita bermuara pada satu akhir yang sama, mungkin aku dan kamu akan menjadi cerita bahagia sepanjang masa. Bersanding di singgasana dunia yang hanya sekejap mata, cukup bagiku untuk menggenggam dunia jika semua itu bersamamu. Jika saja hari tidak berakhir secara ironi, mungkin kita akan tetap menjadi kita, bukan terbagi dua menjadi 'aku' dan 'kamu'.

Periksa saja setiap sudut itu, jika kau mampu. Kau akan menjadi sosok terhebat jika kau menemukannya. Selama ini itulah yang tak mampu menjadi mata anginmu dalam proses mencari. Akibatnya, kau masih saja di sana. Tidak bisa beranjak, atau memang enggan berpindah?

Terima saja seadanya. Yang dua memang bisa menjadi satu dalam waktu, siapa tahu?

Temui waktu jika kau ingin tahu. Apakah nanti masih akan ada 'kita' dalam rahasia dunia? Tanyakan saja jika kau bisa.

Kau yang buatku mengerti, segala sesuatu tak bisa dipaksakan. Yang dipaksakan takkan pernah baik adanya. Aku tak mundur, pun berhenti. Aku tetap berjalan, tapi dengan jalanku sendiri. Tunggu aku di muara jika kau ingin bertemu. Bertemu untuk berpisah akan lebih menyakitkan, kan?
Read more >>