Februari 25, 2012

Karena Tak Mungkin

Tlah ku sadari, percuma mencintaimu
Karena aku tak mampu menjadi seperti yang kau harapkan

Cukup bagiku melihat air matamu
Ketika rasa tak lagi berarti dan mimpi telah terhenti

Ku lepaskan bayanganmu menjauh pergi dan tak kembali
Ku relakan cinta kita berlalu, karena memang tak mungkin


_Mario Ricardo_
Read more >>

Kemunafikan Rindu

Jika saja aku mampu melukiskan garis kebahagiaanku, mungkin aku takkan melukisnya. Itu takkan berarti jika kamu tak ikut merasakan kebahagiaan itu. Aku memilih untuk merana jika memang itu bisa membuatmu bahagia.

Aku berharap dunia akan terus berputar agar aku tak terjatuh akibat pudarnya gravitasi darimu yang selama ini menopangku.

Kau tak tahu rasanya saat ku putar (paksa) sudut pandanganku pada arah yang tak tentu saat tertangkap radar kehadiranmu. Kau pun takkan  pernah merasakan saat aku (terpaksa) membekukan rindu yang tengah hangat merambat untukmu. Sukmaku mulai melingkarkan tali rindu pada bayangmu. Seakan jadi benalu, aku mulai bergantung padamu.

Sejuta kerinduan yang menyesakkan mungkin sama besarnya dengan warna hitam yang menutupi pandanganku. Jika saja kau mampu membongkar gudang rahasia dalam hatiku, kau akan lihat hanya ada rasa sakit di sana. Jika saja kau bisa menelusuri lorong mataku, kau akan tahu bahwa hanya ada air mata di sana.

Begitu sulit saat rasa rindu dan egois datang secara bersamaan. Sama-sama menuju satu titik, tapi beda haluan.

Kita terlalu munafik untuk mengakui bahwa kita saling cari tahu. Tapi kemunafikan itu terlalu menyesakkan. Mungkin aku butuh donor lensa mata agar tak hanya kamu yang ada di mataku. Mungkin aku pun perlu robot agar aku bisa (benar-benar) pergi agar rasa egois ini ikut pergi.
Read more >>

Februari 24, 2012

Tersirat (Ter)Surat

Sepucuk surat bertengger di kotak pos halaman rumahku selama beberapa hari. Aku memang sengaja membiarkannya bernaung di sana. Aku takut surat itu darinya. Ya, dia yang kini bukan lagi pemilik tetap hatiku. Dia yang kini bukan lagi penghuni dimana ia tinggal dulu. Entahlah dia ada di mana. Mungkin di bumi bagian utara, bumi bagian selatan, hutan belantara, laut terdalam. Entahlah, aku tak tahu. Mungkin lebih tepatnya aku tak mau tahu.

Ku paksa hatiku menggulung lembar namanya. Namun mungkin semua itu takkan mempan. Rongga jiwaku justru memberontak mengharapkan bayangmu menjamahnya. Tidak mudah mempertahankan sesuatu yang sudah rapuh. Sekalipun dieratkan oleh beberapa tambalan di sana-sini, mungkin hanya sebagai penyanggah saja, bukan sebagai penguat atau perekat abadi. Seperti itulah hatiku, semua hancur berantakan ketika dia pergi tanpa pesan hingga sekarang kau justru meninggalkan pesan tanpa rasa bersalah. Memang berguna sebagai penambal rindu, namun tetap saja masih ada sisa lubang kesakitan di sana.

Dia menyilaukan, dia menggetarkan, dia menyiratkan, tapi dia pula yang menyurutkan semua yang ku rasa.
Read more >>

Februari 21, 2012

Hanya Dari Tanda Tanya

Saat itu aku duduk terdiam dengan lautan tanda tanya di dalam benakku. Semua bergejolak justru di saat aku ada tepat di sampingmu. Entah, aku pun tak mengerti apa maksudnya. Semua mengalir begitu saja. Aku terdiam dan terhanyut dalam pikiranku sendiri. Kau pun begitu. Kau diam seribu bahasa seakan tak membiarkan satu huruf pun keluar dari mulutmu.

Perlahan, ku coba membelah hutan kebingungan dalam otakku. Tak satupun jawaban yang tampak di sana. Muara sungai pun tak kunjung mengalirkan jawaban untuk setiap tanda tanya yang ada di benakku. Dari hulu ke hilir, ku putar balik semua rasa yang ada, aku tetap saja menemukan jalan buntu. Aku tersesat. Tuhan, tolong beritahu aku apa maksud dari semua ini.

Bisakah aku keluar di saat aku telah memasuki dan terperosok jauh ke dalam jurang dimana aku harus bermain dengan perasaan setiap harinya?

Meskipun dedaunan membelaiku manja dan memberikanku arti kesejukan yang sesungguhnya, justru aku tak mampu menangkap keindahannya dengan sempurna. Entah, mungkin ada yang salah denganku.

Aku butuh ruang hampa udara. Aku tahu, itu akan membuatku terkapar dan mungkin aku akan mati di sana. Aku tak peduli. Aku hanya ingin berhenti mengindahkan kesejukan dan kemanjaan yang selama ini menyelimutiku, namun aku tak mampu merasakan kehangatan yang terpancar secara terus-menerus. Aku hanya ingin melepaskan apa yang telah melekat erat di tubuhku, namun aku tak mampu menggenggamnya untuk waktu yang lebih lama. Aku hanya ingin tanda tanya itu berhenti mengikis pilar keteguhanku. Aku ingin tanda itu lenyap dari rongga otakku.

 Aku tak bisa merasakannya. Aku hanya mati rasa. Ya, semua hanya dari tanda tanya.
Read more >>

Februari 20, 2012

Love Is Understanding

When I can't survive, I prevent to hurt you. I'll let you know that love isn't only about finding your own happiness
When I have to say a good bye, what you want is only to be with me. I surely know it, dear. But I'm sorry, we come to the end
I love you, that's why I have to go
I care of you, that's why I want you to think
Love isn't blind, but love is understanding
I pray for life to be more blessed even we have to be far each other..
Read more >>

Februari 18, 2012

It's Wrong To Stop at You

Finally we're in a hurting ends. I realized we have walked so far. I realized we already conquered the forbidden. It's not possible for me to fight for our love that we started incorrectly. i can't keep any secret between our love. You don't know that my heart is tortured when i always have to be lie in a wrong story. You may keep this hidden secret. I'm so sorry if it lasts for now.

Everytime i hear your voice, i think i wanna say 'yes, i forgive you, i accept you for twice'. I know you regret that, and i'm imperfect, too. nothing could replace our story.
But one thing that surely happends, my heart loves you but it either doesn't want to come back to you anymore or repeat all. I don't wanna hurt you. My soul needs you but my feeling can't be like a moment ago. i'm breaking down..
If i remember it for a moment, dear. My heart will stop at you. Nothing could replace our story.
Read more >>

(Tak Sekedar) Bunga Kecil

Tuhan..
Terimakasih untuk bunga kecil yang kau tiupkan untukku
Bunga kecil yang tak segan kau suruh ia untuk melembutkan jiwaku yang selama ini keras akan egoku
Bunga kecil yang tak lupa kau suruh ia untuk mengantarkanku pulang pada tempat dimana seharusnya aku berada

Tangan jahilku seringkali merusak kelopak yang mungkin memang rapuh
Tanpa ku sadari, aku menyakitinya
Sekawanan binatang bersayap kerapkali melindunginya dengan menyengatku
Aku tahu, aku salah padanya, Tuhan

Kau tahu, dia bukan hanya bunga kecil
Kadang dia berubah menjadi pohon besar yang siap menutupiku dari sengatan mataharimu
Kemudian dia berubah menjadi duri yang melindungiku dari gangguan dunia luar
Dia pun pernah berubah menjadi awan yang memberikan aku kelembutan tiada tara

Kini aku terlalu banyak berhutang budi padanya, Tuhan
Aku tak mampu membayar untuk setiap bulir peluh yang ia punya untukku
Aku hanya bisa menyerahkannya dia kembali untukMu, Tuhan
Ku mohon jaga dia

Aku melepaskan bunga itu agar ia mampu tumbuh pada ladang yang lebih permai di sana
Aku merelakan dia pergi agar ia bisa tumbuh menjadi bunga besar yang lebih kuat
Aku rela melepasnya agar dia tak lagi tersakiti seperti saat dia ada di genggamanku
Aku melepasnya karena aku menyayanginya
Read more >>

Februari 10, 2012

Kelabu Rindu

Februari. Bulan yang bagi sebagian orang merupakan bulan saat pink, merah, dan putih mendominasi seluruh belahan dunia. Saat ketika cinta bertebaran menyelimuti setiap jiwa hingga raga manusia tanpa pandang bulu. Bulan ini pula yang menjadi bulan ketika para remaja saling berlomba merebut hati tanggal 14 agar bersedia menjadi tanggal bermakna bagi dunia percintaan mereka.

Berbeda denganku. Ya, tak jauh berbeda sebenarnya. Hanya saja aku tak ikut berebut menggaet tanggal 14 agar menjadi tanggal penuh makna bagiku. Selebihnya, ya, jiwa ini memang sempat dipenuhi oleh ladang bunga bermekaran. Saat remaja seusiaku malu-malu bersinggungan dengan kisah cinta mereka, aku pun begitu. Ya, tapi itu dulu. Setahun silam. Saat ada dia. Dia. Dia. Dan cuma dia.

Saat lagu menjadi pembuka gerbang memori terindah hingga terpahit, aku harus tersandung saat aku tengah berdiri tegak dengan apa adanya aku. Aku tak ingin memalingkan wajahku ke arah belakang, itu hanya akan membuatku jatuh dan mungkin tak akan bisa bangun lagi. Separah itulah masa lalu meruntuhkan aku dengan mudahnya. Begitu berbanding terbalik. Saat aku butuh tenaga ekstra agar aku tak menatap apa yang ada di belakangku, tapi justru sisi belakangku itu dengan mudah merayuku dan seketika aku lumpuh dalam genggamannya.

Semua ini memang berawal dari kegoyahan suatu masa yang tengah bermain dengan perasaan. Awalnya, semua sisi hidupku hanya ada warna oranye. Ya, cerah, ceria, gembira, suka. Semua berjalan begitu indah hingga berbagai halangan pun tak terasa ku lewati dengan mudahnya. Tapi mungkin waktu takkan pernah rela melihatku berada di atas dengan segala kesenangan yang melingkupi hidupku. Hingga akhirnya aku harus bertemu dengan awan putih di hadapanku. Putih yang suci, sejuk, lembut. Namun tahukah kamu jika itu tak berlangsung lama. Seketika dia berubah menjadi awan kelabu yang tersimpan berbagai kejutan di dalamnya. Kejutan itulah yang telah merubah hidupku, yang telah menggoreskan kenangan di benakku, dan pencetus kelamnya sisi belakang dalam hidupku..

*to be continued*
Read more >>