Februari 10, 2012

Kelabu Rindu

Februari. Bulan yang bagi sebagian orang merupakan bulan saat pink, merah, dan putih mendominasi seluruh belahan dunia. Saat ketika cinta bertebaran menyelimuti setiap jiwa hingga raga manusia tanpa pandang bulu. Bulan ini pula yang menjadi bulan ketika para remaja saling berlomba merebut hati tanggal 14 agar bersedia menjadi tanggal bermakna bagi dunia percintaan mereka.

Berbeda denganku. Ya, tak jauh berbeda sebenarnya. Hanya saja aku tak ikut berebut menggaet tanggal 14 agar menjadi tanggal penuh makna bagiku. Selebihnya, ya, jiwa ini memang sempat dipenuhi oleh ladang bunga bermekaran. Saat remaja seusiaku malu-malu bersinggungan dengan kisah cinta mereka, aku pun begitu. Ya, tapi itu dulu. Setahun silam. Saat ada dia. Dia. Dia. Dan cuma dia.

Saat lagu menjadi pembuka gerbang memori terindah hingga terpahit, aku harus tersandung saat aku tengah berdiri tegak dengan apa adanya aku. Aku tak ingin memalingkan wajahku ke arah belakang, itu hanya akan membuatku jatuh dan mungkin tak akan bisa bangun lagi. Separah itulah masa lalu meruntuhkan aku dengan mudahnya. Begitu berbanding terbalik. Saat aku butuh tenaga ekstra agar aku tak menatap apa yang ada di belakangku, tapi justru sisi belakangku itu dengan mudah merayuku dan seketika aku lumpuh dalam genggamannya.

Semua ini memang berawal dari kegoyahan suatu masa yang tengah bermain dengan perasaan. Awalnya, semua sisi hidupku hanya ada warna oranye. Ya, cerah, ceria, gembira, suka. Semua berjalan begitu indah hingga berbagai halangan pun tak terasa ku lewati dengan mudahnya. Tapi mungkin waktu takkan pernah rela melihatku berada di atas dengan segala kesenangan yang melingkupi hidupku. Hingga akhirnya aku harus bertemu dengan awan putih di hadapanku. Putih yang suci, sejuk, lembut. Namun tahukah kamu jika itu tak berlangsung lama. Seketika dia berubah menjadi awan kelabu yang tersimpan berbagai kejutan di dalamnya. Kejutan itulah yang telah merubah hidupku, yang telah menggoreskan kenangan di benakku, dan pencetus kelamnya sisi belakang dalam hidupku..

*to be continued*

0 Komentar:

Posting Komentar