Oktober 28, 2014

Sayatan yang Menyenangkan

Gelagat tubuhmu selalu berkicau. Mengundangku untuk mencari keberadaanmu dengan radar seadanya. Tingkah lugumu membuatku bisu, entah lagu apa yang harus kudendangkan untuk membuatmu tahu. Derita hati tak berkesudahan toh tak membuatmu berpaling, bahwa selalu ada mentari kecil yang berusaha menyinarimu di titik terendah sekalipun. Kegelisahanmu mengiris hati. Jika saja kau izinkan aku membalut gundah yang menyelimutimu dengan tidak sopan itu, tentu tanpa kau minta pun akan kulakukan. Namun waktu masih membentangkan tembok besar di antara kita. Hanya ada telinga yang siap mendengar sekaligus hati yang memahami. Adakah yang mampu memahami dengan sepenuh hati layaknya aku, sayang?

Semoga kau hanya jenuh dengan hitam putih kehidupan. Mungkin kau memang perlu sentuhan warna lain, jika kau berani. Mungkin juga kau terlalu takut akan pecutan prinsip yang menghantui langkahmu. Aku mengerti.Aku tidak memaksamu untuk keluar dari jalur yang kau bangun mati-matian. Tapi tak ada kata tunggu dari benakku (lagi). Patahan itu masih di tempatnya, tidak berubah, dan tetap di sana entah sampai kapan. Aku hanya tergores sedikit dalam. Tanpa kau sadari, kau gali luka di tempat yang sama hingga menjadi penyakit yang menjalar ke sekujur tubuhku. Ya, kerusakan syaraf yang tak mampu menahan radar keberadaanmu dari jarak sekian ratus meter dariku. Dahsyatnya luka ini, sayatan yang menyenangkan sekaligus menyakitkan.

Kau boleh jadikan aku pelampiasan keraguanmu kapan saja. Karena aku tahu bahwa menjadi kertas cerita adalah kesucian yang melegakan. Pakai saja pena kepercayaanmu sesuka hati jika itu mampu menjadikanmu tahu bahwa selalu ada keikhlasan jika kau membuka matamu seluas-luasnya. Meski entah seberapa banyak butiran yang membasahi hari-hariku, aku selalu berusaha memahami keluguanmu tentang cinta. Cinta tidak selamanya bertahan dalam kesulitan. Keduanya butuh berjuang mempertahankan waktu, bukan berjuang sendirian tanpa yang lainnya tahu.

Tak lagi menjamahmu seperti masa itu, aku masih berlari kecil meski masih mengintip spion kehidupan. Lihat saja jika pengulangan masa terjadi di waktu mendatang. Akankah kau ingat dan sedikit merasa akan perjuangan yang telah kita tinggalkan?
Read more >>

Oktober 14, 2014

Kembali Merasa

Hati itu mulai kembali merasa
Penikmat angan kembali pulang
Waktu indah kembali menyapa
Ah... Rindu itu mulai berdatangan

Hanya sebatas menatap dalam jarak
Radar beku mulai melebur jadi satu
Menelisik jejak yang mulai bermunculan
Menarik jendela untuk terus terbuka

Siapa kamu, wahai sosok pembuka hari?
Satu katamu terlanjur menancap di sini
Sentuhan ajaibmu terlalu melekat
Seakan tak berdaya aku dibuatnya

Bolehkah aku sekedar tahu
Hendak apa gerangan dirimu
Sudikah waktu memberi restu
Dua hati yang hendak menyatu
Read more >>

Takdir Ini Indah

Aku hanya punya kata yang kurangkai seadanya. Aku tak punya suara yang mampu kukerahkan apa adanya. Sulit berucap demi menjaga perasaan. Kamu adalah bunga yang kuharap jadi nyata. Tak sekedar indah, namun juga menawan sekaligus menahan. Menahan pandanganku untuk tetap tertuju padamu. Kamu adalah ketidakpercayaanku atas kenyataan. Takdir ini begitu indah menyapa. Hampir saja aku putus asa hingga buta arah, tapi perlahan kau angkat aku dengan ketidaktahuanmu. Tentu saja, kau takkan pernah tahu bahwa cerita ini mulai dirajut oleh semesta.

Aku mencoba bercerita pada alam. Aku sudah tak lagi percaya pada manusia yang kerapkali berakar dalam berbicara. Alam sungguh jujur, aku menyukainya. Mungkin lain waktu kita bisa duduk berdua di tengah kepungan alam yang menerima dengan suka cita. Kita akan leluasa bertukar kata, mungkin saja hingga ikut bertukar rasa. Andai saja tidak ada abu-abu, mungkin aku akan kelewat lega dan tak khawatir dengan kepergianmu suatu saat nanti.

Perjalananmu sungguh menyita perhatianku. Semoga kau ingat percakapan singkat kita kala itu. Satu kata sejuta makna, nyatanya. Jika ada waktu, bolehkah aku sekedar mengucap kata sapa untukmu? Atau memberiku kesempatan untuk mengundang lengkung indah di bibirmu? Duduklah sejenak agar mereka tahu. Dunia bisa sekejap indah hanya dengan satu kata saja. Senyuman
Read more >>

Oktober 08, 2014

Pantaskah untuk Dikenang?

Seandainya kau ada di sini denganku
Mungkin aku tak pernah tahu apa arti kesepian
Andai saja waktu tak memberikan spasi miliknya
Mungkin aku tak pernah tahu apa rasanya menatap dari kejauhan

Adakah rindu ini berbalas?
Sanggupkah aku bertahan dalam pemberhentian penantian?
Aku tak pernah meminta cinta ini menemukan kepingannya yang hilang
Karena aku tahu, belum tentu kau si pemilik serpihan itu

Terkadang, aku ingin bersamamu, lagi
Membelah kejamnya angin malam, membalap jejeran lampu-lampu taman
Menatap langit yang sama tanpa jarak yang berarti
Mengucap kisah yang sama-sama hanya kita yang tahu

Dusta ini terlanjur meraung, maafkan aku
Mereka bilang, kau hanyalah fatamorgana yang selalu kuharap ada
Aku menangguk pasrah, aku tahu mereka benar
Karena kau tak pernah mencari kenangan yang sengaja tertiup angin

atau mungkin.....
Memang tak pernah ada yang pantas untuk dikenang?
Read more >>

Kuat adalah Harga Mati!

Ketika kamu berjuang, kamu akan berkorban dalam waktu yang sama. Kamu tidak akan punya waktu untuk memikirkan apa kata orang di luar sana. Yang kau tahu hanyalah berdiri dengan tegak dan percaya kisah panjang ini akan berakhir bahagia.

Tidak mudah menyerahkan kata sabar di sepanjang perjalanan. Akan ada kerikil yang siap menghujam kala ketakutan itu datang lagi. Ya, berjuang memang tidak pernah mudah.

Berkembang sendirian layaknya bunga di tepi jalan juga sama. Menunggu hanya akan membuang waktu yang bisa dipergunakan untuk yang lainnya. Menjadi kuat adalah harga mati! Sendiri bukan berarti terbuang dan terpaksa hidup dalam kegelapan dunia. Justru pertanda bahwa Tuhan ingin kau belajar, hidup tidak pernah berjalan dengan mudah.
Read more >>