Oktober 14, 2014

Takdir Ini Indah

Aku hanya punya kata yang kurangkai seadanya. Aku tak punya suara yang mampu kukerahkan apa adanya. Sulit berucap demi menjaga perasaan. Kamu adalah bunga yang kuharap jadi nyata. Tak sekedar indah, namun juga menawan sekaligus menahan. Menahan pandanganku untuk tetap tertuju padamu. Kamu adalah ketidakpercayaanku atas kenyataan. Takdir ini begitu indah menyapa. Hampir saja aku putus asa hingga buta arah, tapi perlahan kau angkat aku dengan ketidaktahuanmu. Tentu saja, kau takkan pernah tahu bahwa cerita ini mulai dirajut oleh semesta.

Aku mencoba bercerita pada alam. Aku sudah tak lagi percaya pada manusia yang kerapkali berakar dalam berbicara. Alam sungguh jujur, aku menyukainya. Mungkin lain waktu kita bisa duduk berdua di tengah kepungan alam yang menerima dengan suka cita. Kita akan leluasa bertukar kata, mungkin saja hingga ikut bertukar rasa. Andai saja tidak ada abu-abu, mungkin aku akan kelewat lega dan tak khawatir dengan kepergianmu suatu saat nanti.

Perjalananmu sungguh menyita perhatianku. Semoga kau ingat percakapan singkat kita kala itu. Satu kata sejuta makna, nyatanya. Jika ada waktu, bolehkah aku sekedar mengucap kata sapa untukmu? Atau memberiku kesempatan untuk mengundang lengkung indah di bibirmu? Duduklah sejenak agar mereka tahu. Dunia bisa sekejap indah hanya dengan satu kata saja. Senyuman

0 Komentar:

Posting Komentar