April 13, 2012

Mengais Rindu

Mengais rindu yang telah lama terkubur, yang sejujurnya aku pun tak tahu berapa lama ku pendam perasaanku itu. Ku tinggalkan dia yang tak lagi menjamahku, yang tak lagi merengkuhku ke dalam pelukannya. Dia yang dulu, dia yang semu, dia yang berlalu.

Berkaca pada masa lalu hanya mampu menggores lapisan paling rapuh dalam hatiku. Rusak sudah titik yang telah lama ku bariskan hingga membentuk satu garis keyakinan. Kini hampir tak ada lagi garis pembatas antara rasaku dan rasamu. Aku terperosok jauh dalam daerah kekuasaanmu, dan kau buatku bertekuk lutut lagi di hadapanmu.

Kamu hanyalah bulatan kecil dalam sebongkah es yang membeku dalam jiwaku. Kamu hanyalah diary yang tertulis secara sederhana, namun begitu bermakna. Kamu hanyalah bongkahan batu yang keras, namun tertanam jelas dalam daratan hatiku.

Kamu membuatku mengais rindu yang selama ini hanya ku pandang abu-abu. Hanya ada harapan yang tak sepadan dengan apa yang telah ku kerjakan selama ini. Permainan waktu hanyalah menjadi sebuah selingan yang tak pernah ku percaya bahwa dia pun tak mampu menghapus gambaran indah dirimu. Aku tak percaya, bagaimana bisa kau mengikis pahatan teguh dalam setiap sudut hidupku?

0 Komentar:

Posting Komentar