Maret 01, 2012

Dinamika Satu Waktu

Hari...
Aku hanya butuh satu hari untuk merasakan bagaimana indahnya kehidupan tanpa kesakitan.
Aku sadar, setiap senyuman yang mengembang setulus apapun pasti (pernah) tertimbun kesakitan.
Aku hanya butuh satu hari, tak lebih, untuk merasakan bagaimana nikmatnya berlenggok mengarungi lautan tanpa harus takut tenggelam
Aku hanya butuh satu hari, tak lebih, untuk merasakan terbang hingga langit tak berujung tanpa harus terjatuh
Aku hanya butuh satu hari, tak lebih, untuk merasakan kebahagiaan tanpa harus takut terperosok jauh dalam keterpurukan

Minggu...
Satu minggu ternyata enggan meninggalkanku ketika aku membiarkanmu di sana
Hatiku ternyata hanya butuh satu minggu untuk mencapai klimaks perputaran roda di masanya
Sekujur sarafku memberontak saat tak sedetikpun ku biarkan mereka menangkapmu dan memaksamu untuk memasuki setiap rongganya
Selebihnya, aku harus membiarkan mereka menguasaiku dan berujung lagi di kamu
Ya, seminggu berlalu tepat di hari Minggu, pilar kekuatanku hancur berantakan hanya karena sosok mingguan


Bulan...
Ingin rasanya aku paksa waktu untuk menyekapku berbulan-bulan agar aku tak lagi memanjakan rasa butuhku akan kamu
Dia tak menyekapku, justru mengejekku dengan melengkungkan bagian tubuhnya hingga menyerupai sosokmu. Persis
Ini menyakitkan, namun aku merindukannya setelah dia kembali lurus tanpa bergeser sedikitpun
Namun lengkungan itu akan tetap tinggal di sini, berbulan-bulan, hingga gelap sirna dan tak kembali

Tahun...
Satu tahun berlalu.. Tapi aku tak mampu menemukan kunci rahasia yang selama ini tak tahu kemana.
Kunci itu masih tersimpan rapi meski ku paksa hatiku mencurinya. Aku ingin mengambilnya, tapi Sang Penjaga hanya berbisik, "Nanti. Bukan sekarang. Bersabarlah."
Aku tak tahu sampai kapan aku harus memendam rasa inginku ini
Aku tak tahu berapa lama lagi ku biarkan jiwaku membisikkan nada lakumu setiap detik
Tahun yang selalu ku ingin tahu kapan ia datang dan abadi di waktunya

0 Komentar:

Posting Komentar