Maret 15, 2012

Keabadian Semu

Seperti menghalau hujan saat aku tengah menggigil, seperti itulah aku menghalau angan-angan semu yang selama ini menghantuiku. Kesemuan itu terlalu gelap hingga aku tak mampu melihat apapun yang tersimpan di dalamnya. Mungkin kesemuan itu terlalu beku, kaku, atau aku yang tidak lagi mampu.

Semilir kedamaian mungkin (hampir) tak kunjung menyapaku dalam waktu yang aku mau. Semua hilang, perlahan, pasti, dan menuju abadi. Lembayung senja memudar dan terlelap dalam tidur abadinya. Menguncup tanpa kecup kehangatan. Antara kesesatan, atau penyesalan.

Kerlingan mata memanja, namun hati merana. Pori-pori naluri merona, namun jiwa merana. Semua berbalik dengan sejuta pelik. Mata melirik, tapi luka itu tetap apik


0 Komentar:

Posting Komentar