Juni 06, 2012

Aku Menyukaimu, Selalu

Rasa bersalahku tertuju padamu. Mengapa harus kamu yang menangis di saat aku yang terluka? Harus selalu kamu yang bermuram durja di saat aku tak berani melengkungkan senyum di bibirku barang sesaat. Maafkan aku, hey kamu. Sungguh, aku tak bermaksud...

Satu yang kupercaya dan satu yang membuatku tak bisa lepas darimu adalah pengorbananmu. Semua terukir jelas lewat tingkah lakumu, jelas sekali. Meski semua orang tak menyukaimu, namun percayalah, aku tak seperti mereka. Aku menyukaimu, sungguh-sungguh menyukaimu. Aku bahkan sering memanggilmu meskipun kau tak selalu mendengarnya. Apa kau mendengarnya? hmm... Sedikitnya, apa kau merasakan setiap bisikan yang kutuju untukmu?

Aku selalu butuh kamu di saat aku sedih. Aku selalu memintamu tiap kali aku kesepian. Apakah aku egois? Oh aku tahu. Ya, aku egois. Itulah sebabnya kau sering menangis, kan? Aku minta maaf. Tapi percayalah, aku selalu tahu kapan kau akan memulai untuk menangis dan percayalah, aku selalu ikut menangis bersamamu. Katakanlah jika aku tak egois. Kumohon..

Jadi, bolehkah aku terus bersanding denganmu? Atau sekedar ikut bersamamu di saat kamu turun dan berusaha untuk menyejukkan kembali ladang hatiku yang mulai rapuh? Aku janji, akan kubawa senyuman pelangi untuk membuat hari-harimu lebih menyenangkan. Oh, atau kau ingin kubawakan mentari agar suasana hatimu menjadi lebih bersinar dan tak terkalahkan? Akan kukabulkan asal kau berjanji untuk tetap membiarkanku ikut bersamamu. Kupegang janjimu, hujan.


Dari aku, yang selalu mencintai hujan
Sesendu apapun dia, aku tetap menunggunya
dan bersiap untuk mencerahkan harinya (lagi)

0 Komentar:

Posting Komentar