September 10, 2014

Butuh Teman Hidup

Kata...


Kutahu kau lelah dengan sikap ganasku yang membolak-balikkan dirimu tanpa henti. Ataukah sudah saatnya kuhadirkan teman hidup untukmu sebagai pengganti diriku?
Suara.. Misalnya

Tidak ada yang tak punya titik jenuh, sayang. Ya, termasuk kamu dan aku.
Rongga otakku seakan mengempis, tak tega mengulikmu seperti ini.
Kuberikan kau ruang di dalamnya agar kau bebas berkembang.

Bicara soal teman hidup, mungkin kau masuk dalam kriteria yang kucari. Kau selalu di sana saat aku tak punya daya untuk bersuara. Aku butuh kau yang mampu menetralisir rasa yang hambar. Kau selalu tahu makna dibalik perjalanan yang hilang arah. Kau selalu di sana, ada saat aku pun tak tahu harus seperti apa.

Kuberikan kau satu suara yang kusimpan rapat-rapat. Kau lebih butuh itu, kutahu. Aku ingin kau ikut bicara agar kita saling memberi makna bahwa dunia butuh nada pengungkap semuanya. Kita perlu bicara dengan suara, bukan hanya kata yang disalurkan via kehampaan. Agar tak ada lagi kehampaan, hingga bercabang makna. Kau pasti lelah dengan rasa yang hambar, bukan?

Jadikan ia teman hidup. Kata takkan betah terlalu lama hidup dalam hambarnya rasa.


Hati selalu butuh suara untuk bicara, bukan hanya menjadi pengecut yang bersembunyi di balik rangkaian kata.

0 Komentar:

Posting Komentar