September 18, 2014

Kembalikan Penyamun Licik

Bersyukur dengan adanya kedua mata yang mampu melihat dunia dengan begitu jelas. Dunia yang tak jarang membuatku lupa bahwa aku masih punya hati. Masih saja bisa buta, atau mungkin aku terlalu naif untuk mengakui. Itulah mengapa Tuhan memberikan penglihatan yang paling jitu dalam melihat dunia. Ya, mata hati.

Mencoba melihat sebatas mata. Begitu saja telah membuatku perih hampir tak bertepi. Mencoba menelusuri secara bersamaan. Ya, ada hela napas kelegaan setelahnya. Kita butuh dua sisi mata agar kita menyadari bahwa sakit itu datang bersama kebahagiaan.

Lihat mata ini, sayang. Kau kan temukan duniamu di sana. Ada cerita yang tak pernah kau tahu, yang terus berteriak untuk kau sapa. Tak ada formula yang mampu menafsirkannya. Karena hanya kau, hanya kau yang punya daya hebat yang bisa menelusup meski tanpa permisi.

Begitu saja kututup pintu ini untuk para penyamun licik. Siapa lagi penyamun itu bila bukan kau?
Ya, kau terlalu licik untuk menjerat harta berharga itu dan merampasnya begitu saja. Penyamun itu harus segera kembali untuk mempertanggungjawabkannya.





ya... Kembalikan dan kembalilah

0 Komentar:

Posting Komentar