April 09, 2014

Membalas Malam

Malam masih menyimpan kesedihannya. Setelah seharian menangis tanpa mempedulikan seisi dunia basah bahkan ikut bersedih. Siapa sangka hujan menyimpan banyak rasa yang tak diungkap kata. Awan masih berkumpul di satu titik, mencoba menahan ledakan yang bisa saja ia tumpahkan kapan saja. Tapi lihatlah, mereka kadang kuat, kadang lemah selemah-lemahnya. Bintang pun berkedip lesu seolah kehilangan sasaran kegenitannya. Pun bulan, tetap bercahaya meski kutahu ia menyimpan tanya.

Rasa apa yang selalu goyah ini? Entah cerah, entah mendung. Kadang bahagia, kadang dirundung masamnya pilu. Silih berganti menyeringai hari. Apa ini akibat dari keingkaran hati? Berlumur dusta meski kuharap baik adanya. Aku tahu, tidak semua dusta itu buruk atau baik. Sekali dusta, bisa saja ia akan membunuhmu perlahan bak bumerang kehidupan. Masihkah kau akan bertahan dengan kebohongan itu?

Aku pernah bercerita pada hujan. Ia takkan pernah menjawab, aku tahu itu. Tapi aku tahu, ia tidak bisu. Apa hanya aku yang pernah bermain pikiran dengannya? Kita pernah menari, berdendang, hingga terluka bersama. Aroma kesejukannya selalu bisa menghibur meski kuelakkan berulang kali. Dia membandel. Ya, demi membuatku tersenyum lagi untuknya/

Siapa bilang malam itu kejam? Kata siapa bintang itu genit? Toh kau akan kebingungan jika tak ada malam. Tersengat matahari, meringis hawa yang membakar, atau akan berlari mencari perlindungan. Kau pasti butuh malam yang mampu meredam. Kau akan butuh bintang yang genit itu. Kau butuh candanya, kau butuh tawanya, kau butuh ceritanya. Kau juga butuh bulan untuk sinar yang meneduhkan. Malam tidak selalu kelam, bukan?

Kebisuan itu tak selalu menakutkan. Mereka menyimpan banyak kerinduan yang tak bisa diungkapkan. Aku pun begitu, sepertinya. Diamku menyimpan seribu bahasa yang kuharap mampu kau terjemahkan. Bantu aku menetralisir rasa. Hadirlah dalam hujan, menarilah bersamanya. Balaslah kedipan bintang yang mengajakmu bicara. Senyumlah pada dewi malam yang menginginkannya.

Dari keseluruhan, balaslah aku...

0 Komentar:

Posting Komentar