Desember 22, 2011

Aku Telah Melakukannya, Ma

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir-bibir manusia. Dan 'ibuku' merupakan sebutan terindah. Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa. - Kahlil Gibran


11 Desember 2010. Jarum jam menunjukkan pukul 23.58. Ku tatap barisan kata dalam folder pesan di ponselku. Haruskah ku tekan tombol send dengan tujuan 'Mama'. Aku ingin, tapi aku sangsi. Aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan ini kepadamu, Mama. Tapi aku ragu, atau mungkin aku malu mengatakannya. Mungkin noda-nodaku telah banyak tertempel pada dirimu hingga aku malu untuk menjadi bidadari kecilmu, Ma.

Exit. Ku mainkan jemariku yang hampir bergetar, yang entah karena udara AC yang begitu kuat menembus selimut tebalku atau perasaan grogi yang tak menentu, beralih menuju akun jejaring sosialku.

Putridev | Happy Mother's Day, Mama. I love you more than anything xoxo


***

Secercah energi merasuki setiap sudut tubuhku. Ku lirik ponsel yang tergeletak di samping lampu kamar. 22 Desember 2010. "Hari Ibu? duh". Ku hela napasku panjang-panjang. Entah kenapa rasa deg-deg-an ini semakin menyesakkan. Tidak mungkin jika aku hanya diam saja mengingat hari ini. Apa yang bisa ku berikan untuk Mama? Bunga? Ah klasik sepertinya. Kue buatan sendiri? Hey aku takkan sempat membuatnya. Kartu ucapan. Aku tak berjiwa seni dan aku pun tidak kreatif. Lalu apa??

***

"Ma, Putri pergi ke luar sebentar ya."
"Loh, mau kemana kamu, nak?"
"Mau jalan-jalan aja, Ma. Ga sampe siang kok."
Ku kecup punggung tangan mama yang tak lagi semulus di masa remajanya. Ku cium pipi kanan dan pipi kiri, setelah itu lekas pergi. Aku tak tau ingin pergi kemana saat itu. Ku biarkan angin membawaku kemana saja ia mau.

Seperti orang tersesat di kota yang tak pernah dikenal, aku tetap saja berjalan tanpa arah. Hingga ku temukan tulisan,

| Menu spesial : Kasih untuk Bunda |

Kasih untuk Bunda? Apa maksudnya ya? Dengan rasa penasaran, ku masuki cafe yang memuat menu spesial bin aneh tapi unik tersebut.

***

"Loh, ngapain, put?"
"Udah, mama kesini aja sekarang ya, ma. Penting banget, ma. Sebelum terlambat."

Sebelum terlambat? Apa yang sebenarnya terjadi?, batin sang mama. Tanpa berpikir lebih lama lagi, sang mama bergegas menuju tempat yang diarahkan Putri.

***

Akhirnya sang mama sampai juga. Cafe Lefrine. Mungkin ini pertama kalinya mama menginjakkan kaki di cafe seperti ini. Nuansa serba pink dan girlies. Ya, memang cafe ini bisa disebut sebagai markas cewek-cewek abg untuk sekedar bersantai di dalam ruang yang memang 'mereka banget'.

"Ibu Wina?", kata pelayan menghampiri mama yang kebingungan di balik pintu. Mama hanya mengangguk malu. "Oh, Ibu silakan duduk di meja 19 ya, bu.", ujar pelayan sembari mempersilakan sang mama duduk di kursi. Tak lama, pelayan-pelayan yang lain seakan memburu sang mama. Mama terlihat ketakutan, namun seketika berubah menjadi heran. Bagaimana tidak, pelayan yang satu membawa serangkaian bunga berwarna putih kesukaan mama, pelayan yang lain memberikan kartu ucapan, yang lainnya lagi menghidangkan soto ayam kesukaan mama. Mama yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi saat itu, kembali dikejutkan dengan lampu yang tiba-tiba meredup..

Ibu adalah ratu. Ratu yang melahirkan seorang putri, tak teristimewa, tapi selalu mengistimewakan putrinya
Ibu adalah sosok sederhana, tidak mewah, namun mampu mengubah segalanya menjadi mewah untuk buah hatinya.
Ibu memang bukan matahari. Tapi percayakah jika cahaya ibu mampu mengalahkan cahaya mentari ketika cahaya sang buah hati gelap gulita.
Ibu adalah bintang, bintang terdekat, bintang yang paling bersinar, bintang yang mampu mengabulkan semua keinginan anaknya mengalahkan keajaiban bintang jatuh di atas sana
Ibu memang bukan bidadari. Beliau tidak bersayap. Tapi kelembutan kasih sayangnya mengalahkan seribu bidadari bumi.
Ibu mampu mengalahkan buku sebagai gudang ilmu, karena kata-kata yang terucap darinya mampu membuka gerbang wawasan, meskipun tak semua orang menyadarinya
Ibu adalah segalanya, bukan sesuatu

Mama.. Putrimu ini tak lagi sangsi di hadapanmu. Mungkin Putri memang harus memutuskan urat malu Putri untuk bisa berdiri di sini, di hadapanmu, di hadapan orang banyak. Semua Putri lakukan untuk mama. Putri bukan pujangga, Putri bukan juga seorang putri kerajaan, Putri juga bukan penggombal masa kini. Tapi Putri harus bilang, mama itu jantung Putri, napas Putri, hidup Putri. Mama segala-galanya buat Putri. Selamat Hari Ibu, Mama sayang. Putri sayang mama. Putri cinta mama. Putri mengasihi mama. I love you, Mama. It's more than anything. You're my everything, Mama..

Seketika Putri lari menuju sang mama. Isakan tangis yang ia tahan kuat-kuat di main lounge tumpah sudah. Putri memeluk sang mama dengan kuat, sekuat keberaniannya tadi. Aku telah melakukannya, Ma, aku bisa, Ma, batin Putri. Suasana berubah menjadi begitu mengharukan. Ditambah pula alunan lagu-lagu cinta untuk mama di hari spesial untuk seluruh ibu di dunia. "Kamu hebat, nak. Mama tersanjung. Kamu bisa juga ya menggombal seperti tadi", goda mama di dalam keharuannya. "Semua buat mama. Maafin Putri, Ma. Putri telat ngucapin ke Mama. Putri suka malu ngomong langsung ke mama..", kata Putri dengan nada tersengal-sengal. Mama hanya tersenyum, dan perlahan melepaskan pelukan Putri. Jari lembut mama menelusuri pipi Putri dan menghapus air mata yang berlinang di kedua belah pipi putrinya itu. "Ga apa-apa, sayang. Kamu selalu menjadi putri kecil mama, Putri yang selalu mama sayang, putri kebanggaan mama, putri raja yang manja-nya mama, dan Putri juga segala-galanya buat mama. Tapi...tunggu. Kapan kamu mempersiapkan ini semua?". Putri hanya tersenyum nakal dan balik menggoda sang mama,"kapan yaa? Kapan aja boleehh.. Haha". Sang mama terpancing untuk mencubit pipi gembul putri semata wayangnya itu. Tangan lembut sang mama ikut mengacak-acak rambut hitam bergelombang putrinya itu. "Aduh mama jangan diacak-acak. Tuhkan berantakan.", kata Putri sebal. "Eh canda deng, Ma. Hahaha", tambahnya lagi. Mereka berdua tertawa bersama. Gelak tawa mereka mengundang tawa para pengunjung lainnya yang tanpa disadari telah memasang mata pada dua sosok dominan hari itu.


Selamat Hari Ibu untuk Seluruh Ibu, Mama, Bunda, Mami, Mbok, Mom, Mam di dunia
Kami Selalu dan Semakin Sayang, Cinta, serta Mengasihi

0 Komentar:

Posting Komentar