Desember 03, 2011

Terimakasih, Luka

Terimakasih tuk luka yang kau beri
Ku tak percaya kau tlah begini
Dulu kau menjadi malaikat di hati
Sampai hati kau telah begini


Janji yang slalu ku ingat hingga mati, kau setia hingga ku kembali
Berkali-kali kau katakan sendiri
Kini ku tlah benci, cintaku tlah pergi


Pergi saja kau pergi tak usah kembali
Percuma saja kini hanya mengundang perih
Buang saja kau buang cinta yang kemarin
Perasaan tak mungkin percayamu lagi
Cukup tau ku dirimu
Cukup sakit ku rasakan kini
Tinggalkan saja diriku, semua kan percuma
(Geisha)

'Cukup tau ku dirimu, cukup sakit ku rasakan kini'. Penggalan lirik itu rasanya ingin ku tulis besar-besar di salah satu file di dalam otaknya. Gimana ga, setelah semua itu berjalan, tiba-tiba judge datang bertubi-tubi tanpa tahu diri. Mungkin kau lupa bahwa aku juga manusia, sehingga dengan mudahnya kau serbu aku dengan cibiran-cibiran versimu yang seenaknya itu. Aku punya mata, punya telinga, punya hati, juga perasaan. Aku bisa mengerti jika kau berikan aku itu semua secara baik-baik. Tak perlu dengan cara buruk itu. Ga pantas dipandang orang banyak. Sama saja kau mencoreng namamu sendiri di daftar orang-orang hebat dalam hidupku. Ya, kamu yang mencantumkan sendiri, namun kamu juga mencoret namamu sendiri. Betapa hebatnya kamu.

Ternyata mungkin belum ada puasnya dalam dunia nyata sehingga kamu merasuki alam mimpiku. Kau berhasil membuatku ketakutan hebat dengan sikap-sikapmu di waktu itu. 'Terimakasih, Tuhan. Ini hanya mimpi.", syukurku setelah aku tersadar. Masih belum puaskah kamu melahirkan air mata dari diriku? Masih belum puaskah kamu menyakiti aku sesuka kelakuanmu? Lakukanlah sampai kamu puas. Silakan, aku tak melarangmu.

Aku sempat berpikir semua ini hanyalah kesemuan belaka. Ya, aku mengira semua ini hanya skenario palsu belaka yang hanya ingin melibatkan aku sebagai boneka yang dengan mudahnya kau mainkan di dalam cerita. Bukan hanya aku, mereka pun satu pikiran denganku. Beruntungnya aku ketika ingatan akan satu tahun lalu membuatku tersadar bahwa ada unsur perjuangan dan keikhlasan di dalamnya. Bukan waktu yang singkat bagiku untuk mengenalmu lebih dalam. Hanya saja waktu itu nyatanya tak cukup bagiku untuk menghapus lukaku yang besarnya tak kan pernah kamu tau.

Kau tak kan pernah tau ketika aku diam, bukan berarti aku tak ingin kau tau. Aku hanya tak ingin terlihat lemah di matamu. Karena aku tau, itu hanya akan semakin menyakitkanmu. Tapi kau takkan pernah mengerti. Kau bilang aku terlalu tertutup padamu. Kau benar-benar tak mengerti. Ini sulit, ini tak mudah, it's hard, dear.

Semua antara percuma dan berharga. Semua yang ada memang berharga, tapi semua luka hanya percuma untukku. Kenapa? Karena ku tau, kau takkan pernah mengerti akan luka yang telah kau sayat begitu dalamnya. Terimakasih untuk semua luka, semua duka, semua sakit yang kau beri. Tenang, aku takkan pernah berusaha atau bahkan berniat untuk menyakitimu. Aku tak mampu menyakitimu atau siapapun. Aku hanya inginkan yang terbaik buat aku, kamu, dan kita.

0 Komentar:

Posting Komentar